-->

Keterampilan bertanya dalam komunikasi konseling

1 komentar
Dalam proses konseling keterampilan bertanya merupakan salah satu bagian penting dari komunikasi konseling, pertanyaan yang diajukan konselor sangat menentukan jawaban konseli. Pertanyaan yang tidak jelas akan direspon konseli dengan tidak jelas, oleh karena itu, keterampilan konselor dalam memilih kalimat bertanya yang baik dan tepat dapat membantu konseli mengungkapkan permasalahan yang terjadi pada dirinya.

Keterampilan bertanya dibutuhkan konselor untuk mengeksplorasi dan atau mengungkap lebih dalam permasalahan yang dialami konseli. Konselor dapat membantu konseli untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap kondisi permasalahan yang dihadapi dengan cara mengajukan pertanyaan yang tepat. Ada dua jenis pertanyaan yang dikenal dan komunikasi konseling, yaitu :

1. Pertanyaan tertutup

Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang mengarah pada jawaban secara spesifik, sering jawaban sangat singkat, seperti "ya" atau "tidak". Pertanyaan tertutup cenderung memberikan informasi yang singkat atau dangkal dari konseli. Pertanyaan ini lebih menekankan pada isi pembicaraan daripada memperhatikan ekspresi dan perasaan konseli.

Pertanyaan tertutup seringkali juga dibutuhkan dalam komunikasi konseling, terutama untuk mengumpulkan informasi, menjernihkan atau memperjelas sesuatu, dan untuk menghentikan pembicaraan konseli yang sudah menyimpang jauh. Pertanyaan tertutup seringkali didahului dengan pertanyaan “apa”, “apakah”, “kapan”. Seperti, “apa pekerjaan Anda ?, kapan Anda merasakan kehilangan kekasih Anda ?, apakah Anda sangat marah ?.”

2. Pertanyaan terbuka

Pertanyaan terbuka merupakan sebuah pertanyaan yang tidak bisa dijawab dalam beberapa kata, mendorong orang untuk berbicara, dan memberikan informasi yang maksimal. Pertanyaan terbuka dapat mendorong konselor untuk mengeksplorasi lebih dalam, karena konseli dapat memberikan jawaban secara luas dan terbuka. Pertanyaan terbuka dapat membantu konseli mengungkapkan permasalahan dan perasaannya, sehingga konseli dapat memperoleh pemahaman diri lebih baik.

Pertanyaan terbuka sering dimulai dengan apa, bagaimana, mengapa, atau bisa. Seperti, “apa yang ingin kita bicarakan saat ini ?, bagaimana perasaan Anda sepeninggal kekasih Anda ?, bisakah Anda bercerita lebih banyak tentang keterlibatan Anda ?.” Pertanyaan terbuka secara alami akan mendorong konseli untuk berbicara hal-hal yang menarik dan bermakna bagi dirinya, termasuk didalamnya hal-hal yang mennganjal yang menjadi penyebab masalah yang dihadapinya.

Related Posts

1 komentar

  1. Konseling STIFIn memudahkan kita mengajukan pertanyaan pertanyaan yang langsung menuju ke pada target.

    BalasHapus

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter