Konseling REBT bertujuan memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berfikir, keyakinan, dan pandangan-pandangan konseli yang irasional dan tidak logis menjadi rasional dan logis. Menghilangkan hambatan-hambatan psikologis yang merusak diri sendiri, seperti rasa takut, bersalah, berdosa, cemas, marah, atau khawatir. Sehingga konseli dapat mengembangkan diri dan mengaktualisasikan dirinya secara optimal melalui perilaku kognitif dan afektif yang positif dan konstruktif.
Oleh karena itu, dalam konseling dengan teknik REBT, konselor membantu konseli untuk mengenali insight yang menjadi penyebab perilaku irasionalnya. REBT membantu konseli mendapatkan tiga jenis insight.
Insight #1, konseli memahami bahwa perilaku disfungsionalnya terjadi tidak hanya karena penyebab di masa lalu, tetapi bahwa penyebab tersebut masih ada dalam pikiran konseli sampai saat ini.
Insight #2, konseli memahami bahwa apa yang menggangunya saat ini karena keyakinan irasional yang terus dipertahankannya.
Insight #3, konseli memahami bahwa tidak ada jalan lain untuk keluar dari hambatan psikologis yang dialaminya dengan cara mengamati, mendeteksi, dan melawan keyakinannya yang irasional dengan keyakinan yang rasional.
Setelah konseli mendapatkan tiga insight tersebut, kemudian konselor menunjukkan kepada konseli bahwa verbalisasi-verbalisasi diri konseli telah dan masih merupakan sumber utama dari gangguan-gangguan emosional yang dialaminya.
Konselor mendorong konseli untuk menguji secara kritis nilai-nilai dirinya yang paling dasar, sehingga memberikannya "intellectual insight", yaitu pengetahuan bahwa ia bertindak buruk dan keinginan untuk memperbaiki perilakunya. Apabila proses ini berhasil, konseli akan memperoleh "emotional insight", yaitu tekad untuk bekerja keras merubah atau reconditions terhadap perialakunya.
Dalam teknik REBT, Konselor tidak hanya membantu konseli mengatasi hambatan emosionalnya secara spesifik (yang disampaikan ke konselor), tetapi juga hambatan emosional secara umum. Proses konseling bertujuan untuk membebaskan pikiran-pikiran irasional konseli , karena pada dasarnya semua manusia adalah makhluk rasional, dan oleh karena sumber ketidakbahagiaan (gangguan emosional) adalah pikiran yang irasional, maka konseli dapat mencapai kebahagiaan dengan belajar berfikir rasional, sehingga proses konseling sebagian besar merupakan proses belajar-mengajar dan membutuhkan waktu yang panjang.
Bagian 1. Teori Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Bagian 2. Tujuan konseling dan peran konselor dalam REBT
Bagian 3. Teori A-B-C-D-E dalam konseling REBT
Recent
Memuat...
Posting Komentar
Posting Komentar