-->

Pendekatan Konseling Eklektik

Posting Komentar
Dalam sesi konseling, konselor pastilah menghadapi keunikan, keragaman, dan kompleksitas masalah yang dialami konseli. Terkadang untuk terentasnya masalah konseli tidak dapat dilaksanakan melalui satu pendekatan secara khusus, konselor harus mengkombinasikan berbagai pendekatan yang ada untuk membantu mengentaskan masalah konseli. Menurut para pendukung pendekatan ini, menggunakan satu pendekatan konseling saja dalam sesi konseling akan membatasi ruang gerak konselor, sehingga tidak dapat memberikan bantuan secara maksimal. Pendekatan konseling ini sering disebut dengan pendekatan konseling eklektik.

Meskipun pendekatan ini tidak dilandasi oleh teori tertentu, teknik konseling eklektik ini telah diakui sebagai salah satu pendekatan dalam konseling, dan justru termasuk pendekatan yang paling sering dilakukan oleh konselor dalam praktiknya. Pendekatan eklektik tidak hanya menggabungkan dua pendekatan yang sering dipakai, yakni pendekatan langsung atau tidak langsung. Lebih dari itu, pendekatan ini menggabungkan pendekatan-pendekatan lain dalam psikoterapis, diantaranya psikoanalisis dengan behavioristik, atau terapi-kognitif dengan pendekatan terpusat pada pribadi (person centered).

Konseling eklektik diperkenalkan pertama kali oleh Frederick Thorne. Teknik ini merupakan hasil analisis Thorne terhadap sumbangan-sumbangan pemikiran dari berbagai teori dalam psikologi konseling, dan mencoba mengintegrasikan unsure-unsur positif pada masing-masing teori konseling tersebut ke dalam sistematika baru yang terpadu, baik secara teoritis maupun praktis. Konseling eklektik dianggap sesuai untuk diterapkan untuk individu-individu yang tergolong normal, yaitu individu yang tidak menunjukkan gejala-gejala kelainan dalam kepribadiannya, atau individu yang tidak mengalami gangguan kesehatan mental yang berat.

Pada pendekatan konseling eklektik, konselor memiliki kebebasan dalam metodologi dan menggunakan berbagai ketrampilan konseling yang dimiliki. Peran konselor, tahapan, dan teknik konseling pada pendekatan konseling eklektik dilakukan dengan fleksibel. Konselor dapat berperan sebagai psikoanalisis, mitra konseli, motivator, pelatih, atau peran-peran lainnya tergantung pada kombinasi pendekatan konseling yang dipakai. Oleh karenanya, dalam menerapkan pendekatan konseling ini, diperlukan kejelian dan kecermatan konselor dalam memilih dan mengkombinasikan pendekatan dan teknik konseling yang dianggap paling tepat. Konselor dituntut untuk memiliki kecakapan dan kemampuan menggunakan teknik-teknik dan pendekatan yang dipergunakannya.

Karena bersifat komprehensif dan memberikan ruang gerak yang bebas bagi konselor, menjadikan pendekatan konseling eklektik ini menjadi pendekatan yang popular dikalangan psikoterapis.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter