-->

Bagaimana etika berbicara yang baik

Posting Komentar
Berbicara merupakan hal mudah yang bisa dilakukan seseorang, selama ia diberi anugerah dari Tuhan kemampuan untuk berbicara. Namun, dalam bingkai komunikasi efektif, berbicara menjadi sebuah proses yang terbilang rumit, berbicara merupakan proses penyampaian pesan, pikiran, gagasan, dan ide-ide seseorang kepada orang lain, meskipun isi pesan sangat sederhana dan disampaikan secara langsung. Ketika berbicara pada seseorang kita harus mampu menyelaraskan diri pada lawan bicara kita sehingga terjadi kesepahaman.

Selain itu, berbicara sesungguhnya mengandung muatan-muatan psikologis didalamnya. Manusia sebagai makhluk individu mengingingkan pengakuan dan penghargaan terhadap eksistensinya, sehingga ketika berbicara pada seseorang kita harus mampu menunjukan perhatian dan penghargaan kita pada orang yang menjadi lawan bicara kita. Ini bisa kita lakukan jika kita memahami bagaimana etika berbicara yang baik. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan saat berbicara,

1. Arahkan pandangan mata Anda pada Zona-T

Ketika berbicara dengan seseorang, arahkan pandangan mata Anda pada zona-T, titik tengah antara kedua mata dan hidung.Tatap dengan lembut dan bersahabat. Jangan melotot, tatapan kosong, atau mengarahkan pandangan mata Anda pada objek lain. Ini akan memberikan kesan Anda tidak fokus dan tidak menghargai lawan bicara Anda.

2. Berbicara seperlunya dan dengan suara yang jelas

Rendahkanlah suara Anda, tapi jangan terlalu lemah atau lirih sehingga lawan bicara Anda tidak dapat mendengar apa yang Anda sampaikan. Juga jangan terlalu keras sehingga terkesan Anda berteriak. Sampaikan pesan Anda dengan bahasa yang jelas dan tegas, jangan berbelit-belit yang akan membuat lawan bicara Anda susah memahami dan membosankan.

3. Berbicara dengan tersenyum

Wajah adalah cermin hati Anda. Tampakkan wajah yang segar, cerah, ceria, dan bersahabat saat berbicara. Ini akan memberikan rasa nyaman lawan bicara Anda ketika berbicara dengan Anda. Meskipun saat itu Anda sedang lelah atau mempunyai masalah, tetaplah tampilkan senyum yang natural, jangan terkesan dipaksakan. Jangan tebar pesona atau bahkan senyuman genit jika Anda tidak ingin mendapatkan citra negatif dari lawan bicara Anda.

4. Jangan memotong pembicaraan

Perhatikan dan simak dengan seksama apa yang disampaikan lawan bicara Anda. Jangan memotong pembicaraan lawan bicara Anda. Kalaupun terpaksa harus memotong, lakukan saat lawan bicara Anda berhenti berbicara dan mengambil nafas. Awali dengan permintaan maaf, “Maaf! Boleh saya memotong pembicaraan Anda?”, misalnya. Jika lawan bicara Anda berbicara panjang Anda dapat menunjukkan perhatian Anda dengan kalimat-kalimat, “oh ya…”, “terus…”, lalu…”, atau kalimat-kalimat sejenis yang menunjukkan bahwa Anda memperhatikan dan menyimak apa yang disampaikan.

5. Bahasa

Gunakan bahasa yang mudah dipahami, sesuai dengan situasi dan kondisi, serta lawan bicara Anda. Misalnya, jika Anda berbicara dalam situasi formal, gunakan bahasa-bahasa yang formal. Atau, saat berbicara dengan anak kecil, gunakan bahasa anak-anak yang sederhana dan penuh keceriaan sesuai usia mereka. Libatkan bahasa tubuh Anda untuk memberikan penekanan, misalnya dengan gerakan tangan atau anggukan kepala. Condongkan tubuh Anda kearah lawan bicara Anda saat berbicara maupun mendengarkan. Ini menunjukkan kerelaan dan perhatian Anda terhadap isi pembicaraan. Jangan memainkan barang, seperti pensil, hp, atau barang-barang lainnya, jangan menggoyang-goyangkan kaki Anda, atau gerakan yang dapat mengesankan Anda jenuh / gelisah. Ini akan memberikan perasaan tidak nyaman pada lawan bicara Anda.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter