Dalam konseling, kelompok dapat menjadi salah satu pendekatan yang dipergunakan untuk membantu individu dalam mencapai perkembangan diri secara optimal, dan menjadi terapi untuk mengatasi masalah psikologis yang dialaminya. Konseling kelompok dapat memberikan pengalaman pada individu dalam kelompok, yang membantu mereka belajar berfungsi secara efektif, mengembangkan toleransi terhadap stres dan kecemasan, dan menemukan kepuasan dalam bekerja dan hidup bersama orang lain.
Agar pelaksanaan dapat berlangsung secara efektif, maka diperlukan prosedur dalam merencanakan konseling kelompok sebagai berikut :
1. Menentukan topik
Langkah awal yang harus dilaksanakan adalah menentukan topik yang akan didiskusikan dalam konseling kelompok. Topik dapat berasal dari konselor, usulan dari orang tua siswa, atau hasil observasi terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan sekolah.
2. Telaah pustaka
Setelah topik ditentukan, berikutnya adalah melakukan riset atau telaah pustaka terhadap topik tersebut. Langkah ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, bisa jadi, dari informasi tersebut ditemukan banyak sub-topik sehingga Anda dapat menentukan secara spesifik permasalahan mana yang akan diangkat dalam konseling kelompok.
3. Perencanaan pelaksanaan
Setelah menentukan topik spesifik, langkah selanjutnya merencanakan pelaksanaan konseling kelompok, seperti : (1) Tujuan atau target yang ingin dicapai, (2) Jumlah sesi, (3) durasi waktu setiap sesi, (4) aturan-aturan dalam kelompok, (5) tempat dan posisi duduk, dan (5) jumlah anggota kelompok.
Untuk efektivitas interaksi dalam kelompok, ukuran kelompok menjadi sangat penting, jumlah minimun anggota kelompok diseyogyakan 5 orang, jumlah ini cukup efektif untuk dinamika kelompok. Juga usia anggota kelompok perlu dipertimbangkan, jika remaja atau dewasa maksimal dapat 10 orang, sedangkan untuk anak-anak maksimal 6 orang. Jika lebih dari jumlah maksimal akan menyulitkan pemimpin kelompok.
4. Rekruitmen anggota kelompok
Rekruitmen anggota kelompok sangat penting dalam efektifitas konseling kelompok. Hal yang perlu diperhatikan adalah azas kesukarelaan, ini akan memungkinkan fokus dan interest anggota kelompok selalu terjaga, upaya ini dapat dilakukan dengan membuat poster, brosur, atau buletin dan membagikan kepada seluruh siswa. Dapat juga dilakukan pendekatan secara pribadi terhadap siswa, atau konseli yang dipandang memilik permasalahan yang sesuai dengan kelompok yang direncanakan.
5. Wawancara pre-group
Proses kelompok tidak otomatis menjadi terapi. Sama seperti konseling individu, hubungan orang per orang, dalam kelompok bisa lebih baik atau buruk. Oleh karena itu, sebelum memutuskan anggota kelompok yang akan direkrut, perlu dilakukan wawancara awal. Hal yang perlu diperhatikan dalam wawancara pre-group adalah, (1) motivasi dan harapan siswa, (2) pilih minimal calon anggota kelompok yang memiliki satu hubungan interpersonal primer, (3) pilih calon anggota kelompok yang tidak mempunyai patologi atau masalah yang terlalu ekstrim, dan (4) pilih calon anggota kelompok yang memiliki dinamika kepribadian yang heterogen.
Agar pelaksanaan dapat berlangsung secara efektif, maka diperlukan prosedur dalam merencanakan konseling kelompok sebagai berikut :
1. Menentukan topik
Langkah awal yang harus dilaksanakan adalah menentukan topik yang akan didiskusikan dalam konseling kelompok. Topik dapat berasal dari konselor, usulan dari orang tua siswa, atau hasil observasi terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan sekolah.
2. Telaah pustaka
Setelah topik ditentukan, berikutnya adalah melakukan riset atau telaah pustaka terhadap topik tersebut. Langkah ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, bisa jadi, dari informasi tersebut ditemukan banyak sub-topik sehingga Anda dapat menentukan secara spesifik permasalahan mana yang akan diangkat dalam konseling kelompok.
3. Perencanaan pelaksanaan
Setelah menentukan topik spesifik, langkah selanjutnya merencanakan pelaksanaan konseling kelompok, seperti : (1) Tujuan atau target yang ingin dicapai, (2) Jumlah sesi, (3) durasi waktu setiap sesi, (4) aturan-aturan dalam kelompok, (5) tempat dan posisi duduk, dan (5) jumlah anggota kelompok.
Untuk efektivitas interaksi dalam kelompok, ukuran kelompok menjadi sangat penting, jumlah minimun anggota kelompok diseyogyakan 5 orang, jumlah ini cukup efektif untuk dinamika kelompok. Juga usia anggota kelompok perlu dipertimbangkan, jika remaja atau dewasa maksimal dapat 10 orang, sedangkan untuk anak-anak maksimal 6 orang. Jika lebih dari jumlah maksimal akan menyulitkan pemimpin kelompok.
4. Rekruitmen anggota kelompok
Rekruitmen anggota kelompok sangat penting dalam efektifitas konseling kelompok. Hal yang perlu diperhatikan adalah azas kesukarelaan, ini akan memungkinkan fokus dan interest anggota kelompok selalu terjaga, upaya ini dapat dilakukan dengan membuat poster, brosur, atau buletin dan membagikan kepada seluruh siswa. Dapat juga dilakukan pendekatan secara pribadi terhadap siswa, atau konseli yang dipandang memilik permasalahan yang sesuai dengan kelompok yang direncanakan.
5. Wawancara pre-group
Proses kelompok tidak otomatis menjadi terapi. Sama seperti konseling individu, hubungan orang per orang, dalam kelompok bisa lebih baik atau buruk. Oleh karena itu, sebelum memutuskan anggota kelompok yang akan direkrut, perlu dilakukan wawancara awal. Hal yang perlu diperhatikan dalam wawancara pre-group adalah, (1) motivasi dan harapan siswa, (2) pilih minimal calon anggota kelompok yang memiliki satu hubungan interpersonal primer, (3) pilih calon anggota kelompok yang tidak mempunyai patologi atau masalah yang terlalu ekstrim, dan (4) pilih calon anggota kelompok yang memiliki dinamika kepribadian yang heterogen.
Posting Komentar
Posting Komentar