-->

Keterampilan memusatkan arah pembicaraan (Focusing)

Posting Komentar
Dalam proses konseling, seringkali konseli berbelit-belit dalam mengungkapkan masalahnya, topik melebar, bahasa tidak terstruktur, tidak jelas, bahkan berputar-putar. Ini mengakibatkan permasalahan menjadi semakin kabur, tidak jelas, dan terjadi ketidakpastian masalah yang diungkapkan konseli. Jika ini terjadi, konselor harus mengarahkan atau memusatkan kembali alur berfikir konseli pada permasalahan yang dihadapinya. Ini perlu dilakukan karena konselor mempunyai kepentingan terhadap alur dan urutan prioritas pemberian bantuan dalam menyelesaikan masalah konseli.

Untuk mengarahkan arus pembicaraan konseli maka konselor harus menguasai keterampilan pemusatan (focusing), yaitu keterampilan yang memungkinkan konselor mengarahkan atau memusatkan arus pembicaraan konseli ke arah atau bidang yang menjadi permasalahan konseli. Keterampilan focusing akan memberikan arah darimana konselor akan melangkah. Konselor dapat memilih dan memilah bidang mana yang akan terlebih dahulu diungkap, serta permasalahan mana yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Focusing ini akan memberikan kerangka berfikir yang lebih lengkap dan sistematis bagi konselor.

Teknik yang dipergunakan dalam memusatkan pembicaraan seringkali menggunakan satu atau dua kata yang telah diungkapkan konseli. Ini bertujuan untuk memberikan stimulasi pada konseli untuk menceritakan lebih banyak mengenai topik yang telah difokuskan tersebut. Beberapa contoh ungkapan konselor untuk focusing, antara lain, “coba ceritakan lebih lanjut mengenai kekhawatiran yang Anda alami saat ini ?”, “Saya menangkap banyak topik masalah yang Anda sampaikan, bagaimana kalu kita mulai fokuskan satu persatu ?”, “sekarang Anda coba untuk mulai menceritakan bagaimana perasaanmu terhadap ibumu !”. Atau pertanyaan-pertanyaan lain yang pada intinya adalah bagaimana agar konseli satu permasalahan tertentu secara runtut dan tidak melebar kemana-mana.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter