-->

Bagaimana mencegah cyberbullying ?

Posting Komentar
Penemuan internet, yang diikuti dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, membawa perubahan besar pada kehidupan sosial dan budaya masyarakat dunia, ibarat dua sisi mata uang, internet membawa pengaruh positif dan negatif, salah satunya adalah bentuk baru dari bullying, dikenal dengan istilah cyberbullying.

Cyberbullying adalah penggunaan teknologi internet untuk mengejek, menghina, mengekspos, menggoda, atau menyiksa orang lain. Hal ini sebagian besar terjadi dalam kelompok sebaya, biasanya antara pra-remaja dan remaja yang berasal dari komunitas yang sama atau sekolah. Jika pelaku dan korban, atau salah satu diantaranya, berusia di atas 18 tahun, atau secara hukum dianggap dewasa dan dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya, maka tindakan bullying yang terjadi dikategorikan sebagai cybercrime, tindak pidana yang dilakukan dengan komputer, jaringan, dan internet. Atau cyberstalking, penggunaan internet atau alat elektronik lainnya untuk menguntit atau melecehkan individu, kelompok, atau organisasi, sering juga disebut cyberharassment.

Bentuk dan metode tindakan cyberbullying sangat beragam. Bisa berupa pesan ancaman melalui e-mail, mengunggah foto dengan tujuan mempermalukan korban, membuat situs web untuk menyebar fitnah dan mengolok-olok korban, hingga mengakses akun jejaring sosial orang lain untuk mengancam korban dan membuat masalah.

Motivasi pelaku cyberbullying juga beragam, mulai dari sekedar bercanda dan pengisi waktu luang, frustasi, marah, sampai pada tujuan balas dendam. Tidak seperti bullying tradisional, atau off-line, cyberbullying dapat dilakukan kapan pun, dimana pun, dan oleh siapa pun, tanpa mengenal batas waktu dan ruang, 24 jam. Jika bullying tradisional biasa dilakukan oleh pihak yang kuat kepada yang lemah, sebaliknya, cyberbullying bisa dilakukan oleh siapapun, sekalipun dia lemah, karena bisa dilakukan secara anonim, tanpa perlu berhadapan secara fisik.

Bagaimana mencegah cyberbullying ?

Bagi siswa / anak

  1. Jika Anda aktif di jejaring sosial, seleksi akun yang akan Anda invite, jangan approve orang yang tidak Anda kenal. Mencegah lebih baik daripada mengobati.
  2. Jangan memposting teks, gambar, atau video yang memprovokasi orang lain untuk berkomentar negatif. Postinglah hal-hal yang positif, santun, dan menginspirasi orang lain.
  3. Jika Anda mendapatkan pesan negatif, jangan meresponnya, apalagi marah dan merespon balik negatif karena inilah yang mereka inginkan, mereka akan merasa puas dan semakin menjadi-jadi.
  4. Blokir nomer atau akun yang membully Anda. Laporkan pada provider atau pengelola jejaring sosial karena mereka memiliki Term Of Service (TOS) yang memungkinkan mereka memblokir, bahkan menghapus nomer atau akun yang dipergunakan secara tidak bertanggungjawab. Jika perlu ganti nomor atau tutup akun Anda
  5. Simpan bukti bullying (teks, gambar, video), karena ini bisa menjadi bukti bagi Anda ketika mengadukan kepada orang tua, sekolah, atau pihak kepolisian untuk diproses secara hukum sesuai UU ITE atau peraturan perundang-undangan lainnya.
  6. Cari dukungan untuk Anda. Dukungan bisa didapatkan secara off-line, seperti orang tua, sekolah, professional, atau aparat berwenang. Selain itu, Anda bisa mencari dukungan secara online, ada banyak situs online yang dapat membantu Anda mengatasi masalah cyberbullying.

Bagi orang tua

  1. Meningkatkan kesadaran anak akan perilaku hormat dan etika, baik off-line maupun online.
  2. Membatasi akses teknologi pada anak. Bisa dilakukan dengan menjauhkan komputer, laptop, smartphone dari anak-anak, atau dengan mengatur jadwal online bagi anak-anak. Bisa juga dilakukan dengan memblokir pengganggu. Kebanyakan perangkat memiliki pengaturan yang memungkinkan Anda untuk secara elektronik memblokir email, IM, atau teks tertentu dari orang-orang yang tidak diinginkan.
  3. Pelajari aktivitas online anak-anak Anda. Menentukan bagaimana anak-anak Anda menghabiskan waktu online (game, surfing, IM, SMS) tanpa menghakimi mereka. Penting diperhatian, Anda jangan menghakimi atau menghukum. Sebaliknya, fokus pada mengajukan pertanyaan dan diskusi.
  4. Ajarkan anak Anda untuk bertanggung jawab dalam aktivitas online.
  5. Buatlah diri Anda sebagai “teman curhat”. Kebanyakan remaja membutuhkan dukungan untuk melewati perubahan hormon dan uji coba sosial dalam memasuki lingkungan sosial yang lebih luas.
  6. Menanyakan tentang keselamatan anak-anak Anda. Apakah mereka diperlakukan dengan baik di sekolah? Apakah mereka dibully secara online? Carilah bantuan, jika diperlukan, untuk mendukung anak-anak Anda. Jangan menghakimi atau menghukum mereka. Anak-anak Anda membutuhkan Anda.
  7. Perhatikan perubahan emosi dan perilaku anak. Sebagai contoh, jika anak Anda tidak tidur dengan baik, tampak tertekan, enggan untuk pergi ke sekolah, memiliki perubahan signifikan dalam berat badan, tidak ingin online (atau ingin online sepanjang waktu). Bicaralah dengan anak Anda. Jika anak mengalami perubahan seperti di atas, tawarkan pada anak Anda kesempatan untuk berbicara dengan seorang konselor atau praktisi kesehatan mental lainnya yang memiliki keahlian dalam bidang ini.

Bagi guru dan sekolah

  1. Memahami dinamika dan prevalensi cyberbullying. Ini sangat penting karena dapat memberikan sekolah dan guru pemahaman dasar tentang apa itu cyberbullying, bagaimana penyebaran dan konsekuensinya. Siswa yang menjadi korban perlu tahu bahwa mereka tidak sendirian dan semua siswa harus tahu ada figur otoritas (orang tua, guru, sekolah) yang tahu tentang cyberbullying dan siap membantu.
  2. Memahami peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya cyberbullying di sekolah.
  3. Perhatikan perubahan emosi dan perilaku siswa. Sebagai contoh, jika seorang siswa tampaknya tertekan, menghindari siswa lain, tampak lesu, sering terlambat, dan enggan ke sekolah, bisa jadi siswa menjadi korban bullying. Berbicaralah pada korban, berikan dukungan, rujuk ke konselor sekolah. Jika sekolah atau konselor sekolah tidak mampu dan atau tidak memiliki kewenangan menangani masalah tersebut, rujuk ke professional lainya yang lebih berkompeten.
  4. Guru, staf, dan sekolah bersama-sama merancang program untuk memerangi bullying di sekolah, termasuk didalamnya cyberbullying.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter