-->

Proses Perkembangan Kepribadian menurut Konseling EGO

Posting Komentar
Proses Perkembangan Kepribadian

Erikson membagi atas empat tahapan sebagai berikut:
  • Ego berkembang atas kekuatan dirinya sendiri.
  • Pertumbuhan ego normal yaitu dengan berkembangnya keterampilan anak dalam berkomunikasi. Karena melalui komunikasi individu dapat mengukur dan menilai tingkah lakunya berdasarkan reaksi dari orang lain.
  • Perkembangan bahasa juga menambah keterampilan individu untuk membedakan suatu objek dalam lingkungan dengan bahasa individu mampu berkomunikasi dengan orang lain.
  • Kepribadian individu berkembang terus menerus melalui proses hubungan dirinya dengan dunia luar atau lingkungannya (adanya keterkaitan antara hubungan yang satu dengan yang lain).
Dalam berkomunikasi dengan lingkungannya ada empat aspek yang perlu diperhatikan yaitu:
  • Individu belajar membedakan suatu objek dengan objek yang lainnya.
  • Individu harus bisa melibatkan diri dengan lingkungan yang spesial yang makin lama makin meluas dan makin mendalam.
  • Proses sosialisasi, maksudnya adalah berhubungan dengan orang lain, dengan adanya hubungan dengan orang lain individu dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya.
  • Perkembangan kepribadian yang baik apabila kepribadian itu mengarah kepada pembentukan “coping behavior”. Coping behavior adalah kemampuan atau tingkah laku individu yang dapat menangani suatu masalah secara tepat dan hasilnya baik. Agar coping behavior berdaya guna, harus memiliki dua ciri sebagai berikut:
  • Coping behavior merupakan pola-pola tingkah laku yang tertata dengan baik melalui beberapa tahapan yang benar, terstruktur dan bermakna. Contohnya apabila seorang mahasiswa membutuhkan sebuah buku dan hanya satu di perpustakaan, dia meminjam untuk difoto copy terlebih dahulu atau mencatat hal yang penting dari buku tersebut.
  • Tingkah laku yang mengandung coping behavior dilakukan secara sadar dan impulsif.
Coping behavior merupakan konsep yang pokok dalam konseling ego dan salah satu tujuan dari konseling ego adalah pembentukan coping behavior pada diri klien.

Sedangkan yang menjadi tujuan akhir perkembangan kepribadian adalah terbentuknya coping behavior secara otomatis.

Fungsi Ego

Fungsi ego dalam diri individu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
  • Fungsi dorongan ekonomis; fungsi ego ini menyalurkan dengan cara mewujudkan dalam bentuk tingkah laku secara baik yaitu yang baik dan dapat diterima lingkungan, berguna dan menguntungkan baik bagi diri individu sendiri maupun orang lain di lingkungannya.
  • Fungsi kognitif; berfungsinya ego pada diri individu untuk menerima rangsangan dari luar kemudian menyimpannya dan setelah itu dapat mempergunakannya unuk keperluan coping behavior. Dalam hal ini individu mempergunakan kemampuan kognitifnya dengan disertai oleh pertimbangan-pertimbangan akal dan menalar.
  • Fungsi pengawasan; disebut juga dengan fungsi kontrol, maksudnya tinglah laku yang dimunculkan individu merupakan tingkah laku yang berpola dan sesuai dengan aturan. Secara khusus fungsi ego ini mengontrol perasaan dan emosi terhadap tingkah laku yang dimunculkan.
Perkembangan Tingkah Laku Salah Suai

Munculnya tingkah laku salah suai pada diri seseorang disebabkan oleh tiga faktor, yaitu:
  • Individu di masa lalunya kehilangan kemampuan atau tidak diperkenankan merespon rangsangan dari luar secara tepat sehingga pada saat sekarang menjadi salah suai dalam bertingkah.
  • Apabila pola coping yang sudah terbina pada dirinya sekarang tidak sesuai lagi dengan situasi sekarang.
  • Fungsi ego berjalan tidak baik, yaitu saat bertingkah laku, salah satu fungsi ego atau ketiga-tiganya tidak berfungsi dengan baik, misal individu tersebut tidak mempertimbangkan untung rugi dalam bertingkah laku, kurang memanfaatkan pikiran atau kurang mengontrol perasaan, sehingga menjadi sorotan dari lingkungan dan tentu saja menimbulkan ketidaknyamanan bagi individu.
Sumber: www.konselingindonesia.com

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter