-->

Tahapan proses penelitian tindakan kelas

Posting Komentar
Tahap 1: Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)

Pada tahapan ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Kerjasama ini disebut dengan penelitian kolaborasi.

Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan, karena pengamatan yang diarahkan pada diri sendiri biasanya kurang teliti karena adanya unsur subjektivitas yang berpengaruh, yaitu cenderung mengunggulkan dirinya. Apabila pengamatan dilakukan oleh orang lain, pengamatannya lebih cermat dan hasilnya akan lebih objektif.

Dalam tahap menyusun rancangan, peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

Apabila yang digunakan dalam penelitian ini bentuk terpisah, maka peneliti dan pelaksana harus melakukan kesepakatan antara keduanya. Pemilihan strategi layanan disesuaikan dengan selera dan kepentingan guru dan peneliti, agar pelaksanaan tindakan dapat terjadi secara wajar, realistis, dan dapat dikelola dengan mudah.

Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan dikelas.

Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap kedua ini pelaksana peneliti/guru BK harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat.

Tahap 3: Pengamatan (Observing)

Tahap ketiga, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan, karena keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.

Sebutan tahap kedua diberikan untuk memberikan peluang kepada guru sebagai pelaksana penelitian yang juga berstatus sebagai pengamat. Ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan, karena berkonsentrasi pada kegiatan yang dilakukan, tentu tidak sempat menganalisis peristiwa yang sedang terjadi.

Oleh karena itu, guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat agar melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.

Tahap 4: Refleksi (Reflecting)

Tahap keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pemantulan.

Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.

Dalam hal ini, guru pelaksana tindakan (peneliti) sedang memantulkan pengalamannya pada guru lain yang baru mengamati kegiatannya dalam tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaksana tindakan siap mengatakan kepada pengamat tentang hal-hal yang dirasakan, kegiatan yang sudah berjalan baik dan bagian mana yang belum.

Apabila guru pelaksana tindakan juga berstatus sebagai pengamat, yaitu mengamati apa yang dilakukan, maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain, guru tersebut melihat dirinya kembali, melakukan “dialog” untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan karena sudah sesuai dengan rancangan dan hal-hal yang masih perlu diperbaiki.

Berikut diagram tahapan proses penelitian tindakan

Tahapan proses penelitian tindakan kelas

Sumber : Modul Guru Pembelajar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2016

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter