-->

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Posting Komentar
Penelitian tindakan dapat didefinisikan tindakan sebagai suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh guru dalam situasi sosial untuk meningkatkan praktik pendidikan dan praktik sosial, serta pemahaman terhadap praktik-praktik pendidikan dan situasi tempat praktik-praktik tersebut.

Penelitian tindakan merupakan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam situasi sosial dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan, melibatkan kolaborasi dan kerjasama para peneliti dan juga praktisi.

Penelitian tindakan dilakukan dengan mengumpulkan data secara sistematik tentang praktik keseharian dan menganalisisnya untuk dapat membuat keputusan-keputusan tentang praktik yang seharusnya dilakukan di masa mendatang.

Penelitian tindakan berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan profesi dengan mempelajari situasi nyata sekolah dengan suatu tinjauan untuk meningkatkan kualitas tindakan dan hasil nyata yang diperoleh.

Ini berarti bahwa, penelitian tindakan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas praktik dalam berbagai situasi kehidupan nyata, misalnya situasi pelatihan, pembimbingan, konsultasi, pengajaran, pengembangan kurikulum, pengambilan keputusan, dan praktik manajemen kelas, yang sangat sarat dengan nilai-nilai yang dipegang oleh pengelola sekolah.

Untuk mencapai tujuan ini, penelitian sekaligus melibatkan semua pihak yang berkepentingan dari proses permulaan sampai selesai kegiatan penelitian.

Penelitian tindakan dapat dilakukan oleh kepala sekolah, guru mata pelajaran, atau guru bimbingan dan konseling di sekolah itu sendiri, karena dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di sekolah dan/atau di kelas, dengan tujuan untuk meningkatkan praktik tertentu dalam situasi kerja tertentu.

Terdapat dua komponen unik dari penelitian tindakan, yakni hubungan antara peneliti dan hasil penelitian tindakan, dapat dikatakan bahwa; (a) hasil penelitian tindakan dimanfaatkan sendiri oleh penelitinya, dan tentu saja oleh orang lain yang menginginkannya, dan (b) penelitian yang dilakukan terjadi di dalam situasi nyata yang pemecahan masalahnya segera diperlukan, dan hasil-hasilnya langsung diterapkan atau dipraktikkan dalam situasi terkait.

Selain itu, tampak pula bahwa dalam penelitian tindakan peneliti melakukan pengelolaan, penelitian, dan sekaligus pengembangan. Peneliti tindakan melakukan semuanya sendiri bahkan didukung dengan kolaborasi dengan peneliti lainnya. Oleh karena itu, untuk menjamin agar penelitian tindakan berlangsung sesuai dengan fungsinya, kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan asas-asas yang sesuai.

Terdapat enam asas yang mengarahkan pelaksanaan penelitian tindakan, yaitu: (1) kritik reflektif; (2) kritik dialektis; (3) sumber daya kolaboratif; (4) resiko; (5) struktur majemuk; dan (6) teori, praktik, dan transformasi.

Banyak ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilaksanakan, yakni: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.

Adapun model dan penjelasan dari masing-masing tahapan adalah sebagai berikut :

Alur Penelitian Tindakan

Penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, yaitu satu putaran kegiatan sistematis, yang kembali ke langkah semula. Satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi.

Jangka waktu untuk satu siklus tergantung dari materi yang diberikan dengan cara tertentu. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan dalam satu siklus, guru pelaksana tindakan (bersama pengamat) menentukan rancangan untuk siklus kedua. Begitu seterusnya sampai medapatkan hasil yang diharapkan.

Tidak ada batasan untuk berapa jumlah pertemuan dalam satu sikus, atau berapa siklus yang dibutuhkan dalam penelitian tindakan. Hal ini tergantung pada cakupan materi dan hasil yang diharapkan. Hal penting yang harus mendapatkan perhatian bagi peneliti penilaian adalah, perencanaan siklus lanjutan harus didasarkan hasil refleksi siklus sebelumnya.

Sumber : Modul Guru Pembelajar Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2016

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter