Perilaku seseorang selalu didasari atas dorongan untuk
mencapai tujuan tertentu, tidak berdiri sendiri. Dorongan untuk mencapai tujuan
tersebut dikenal dengan sebutan motivasi.
Motivasi merupakan keadaan internal yang membangkitkan, mengarahkan,
dan mempertahankan perilaku untuk mencapai tujuan tertentu. Secara sederhana,
motivasi atau dorongan perilaku seseorang dapat dijelaskan dengan tiga
pertanyaan pokok yaitu, What, How, dan Why.
What, Apa yang ingin dicapai atau tujuan individu yang hendak
diperoleh.
How, bagaimana mencapai,
Why, mengapa individu ingin mencapainya.
Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri
seseorang yang mendorong dan mengarahkan minat belajar untuk mencapai suatu
tujuan belajar.
Motivasi akan tumbuh dan berkembangan disebabkan dorongan
oleh kebutuhan seseorang. Sehingga dalam belajar motivasi sangat diperlukan
agar aktifitas belajar berlangsung dengan baik.
Berdasarkan atas tumbuhnya motivasi, motivasi terbagi atas
dua, yaitu:
1.
Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah kecenderungan alamiah untuk
mencari dan menaklukkan tantangan ketika seseorang mengejar kepentingan pribadi
dan menerapkan kapabilitas, yaitu pemahaman secara mendetail atas kemampuan
yang dimilikinya, dan titik kelemahan diri serta cara mengatasinya.
Bila seseorang termotivasi secara intrinsik, ia tidak
membutuhkan insentif atau hukuman, karena kegiatan itu sendiri merupakan rewarding
atau bermanfaat.
2.
Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kecenderungan seseorang melakukan
suatu kegiatan karena maksud tertentu; untuk mendapatkan nilai, menghindari
hukuman, membuat orang lain senang, atau alasan lain yang hanya sedikit sekali berhubungan
dengan tugas itu sendiri.
Dengan kata lain, seseorang tidak benar-benar tertarik
dengan kegiatanya karena kegiatan itu sendiri, tetapi hanya peduli dengan apa
yang akan ia dapatkan setelah melakukannya.
Motivasi belajar memiliki peran penting mendorong kesuksesan
belajar seseorang. Dengan demikian, seseorang perlu memahami hal-hal yang
mempengaruhi motivasi belajar agar memiliki kemampuan untuk memenuhi dan
mengatasi semua masalah yang ada di dalam faktor motivasi.
Ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi belajar anak,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1.
Faktor internal
Faktor ini berasal dari dalam diri individu yang terbagi
menjadi dua, yakni faktor fisik yang meliputi kesehatan jasmani dan keadaan
fungsi-fungsi fisiologis, dan faktor psikologis yang meliputi minat,
kecerdasan, dan persepsi.
Faktor fisik,
Agar proses belajar berjalan optimal, maka dibutuhkan fisik
yang sehat. Apabila kondisi fisik terganggu, misalnya demam, pilek, pusing,
batuk dan sebagainya, maka tak heran jika seseorang merasa cepat lelah, tidak
bergairah, dan tidak bersemangat dalam belajar.
Selain itu, kekurangan asupan gizi juga bisa mengakibatkan
tubuh lesu, cepat mengantuk, konsentrasi menurun, dan sebagainya.
Faktor psikologis,
Faktor psikologis yang mempengaruhi motivasi belajar berhubungan
dengan hal-hal yang mendorong atau menghambat aktivitas belajar.
Faktor yang mendorong aktivitas belajar, seperti rasa ingin
tahu yang tinggi, ingin mendapat simpati dari orang tua, guru, dan teman- teman.
Ingin memperbaiki kegagalan, dan perasaan aman jika telah menguasai pelajaran.
Adapun hal-hal yang menghambat aktivitas belajar adalah,
tidak menyenangi mata pelajaran, merasa tidak aman dan nyaman, dan juga
perasaan takut, cemas, dan gelisah.
2.
Faktor eksternal
Faktor eksternal berasal dari luar individu, yaitu faktor
sosial dan faktor non-sosial.
Faktor sosial
Pengaruh lingkungan sosial pada umumnya bersifat positif dan
tidak memberikan paksaan, yang meliputi keluarga, guru dan teman.
Proses belajar akan berlangsung dengan baik, apabila guru mengajar
dengan cara yang menyenangkan, seperti bersikap ramah, memberi perhatian, serta
selalu membantu bagi yang mengalami kesulitan belajar.
Begitu pula pada saat di rumah, perhatian dari orang tua,
baik perhatian material dengan menyediakan sarana dan prasarana belajar, serta
perhatian non-material yakni kasih sayang yang akan membuat seseorang merasa
aman, nyaman dan percaya diri saat belajar.
Selain itu, diperlukan ekstra pengawasan orang tua terhadap
pergaulan anak. Jangan sampai anak terbawa dalam suasana belajar yang negatif
akibat mendapat pengaruh buruk dari teman-temannya. Sebab, pengaruh dari teman
bergaul lebih cepat diterima anak.
Pada akhirnya, lingkungan masyarakat ikut andil dalam
membentuk perkembangan kepribadian anak, sebab ia akan selalu berinteraksi
dengan lingkungannya. Oleh karena itu, pengawasan dan bimbingan dari orang tua
perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran anak.
Faktor non-sosial
Faktor lingkungan non-sosial berasal dari luar individu, keadaan
rumah dan sekolah juga sangat mempengaruhi motivasi belajar.
Kondisi rumah yang nyaman dan suasana yang tenang dan damai
akan sangat menunjang kegiatan belajar. Oleh karena itu, sebaiknya jaga selalu
kebersihan rumah dan hindari suasana rumah yang tegang, akibat sering ribut dan
cekcok, yang menyebabkan anak merasa tidak nyaman dan bosan atau malas untuk
belajar di rumah.
Ciptakan suasana yang tenang, tentram dan penuh kasih sayang
untuk anak, agar ia merasa betah di rumah dan bisa konsentrasi dalam belajar.
Begitu pula dengan suasana di sekolah juga harus menyenangkan. Metode belajar yang diajarkan guru di kelas juga sangat mempengaruhi motivasi belajar anak.
Posting Komentar
Posting Komentar