-->

Bagaimana membangun optimisme

Posting Komentar

Apakah Anda orang yang optimis ? bagaimana cara mengukurnya ? Anda bisa mencoba cara kuno untuk mengukur kadar optimesme Anda.

Cobalah lihat gelas dengan air separuh. Bagaimana menurut Anda ?

Kalau menurut Anda gelas tersebut “setengah penuh”, bisa jadi, Anda orang yang optimis, karena Anda menginginkan gelas yang penuh. Anda menginginkan yang terbaik, yang seharusnya penuh.

Sebaliknya, jika menurut Anda gelas tersebut “setengah kosong”, bisa jadi, Anda orang yang pesimis, karena Anda fokus pada “gelas kosong”, kekosongan.

Atau, berikan dia sebuah kue donat.

Orang optimis melihat donatnya. Sedangkan orang pesimis memperlihatkan lubang di tengah donat.

Kahlil Gibran dalam puisinya menggambarkan perbedaan orang optimis dengan pesimis dari cara melihat bunga mawar. Orang optimis fokus pada bunganya, sedangkan orang pesimis, alih-alih melihat bunga mawarnya, justru fokus pada durinya.

Gambaran diatas bisa jadi bukan gambaran nyata tentang optimisme, karena optimisme bukan sekedar kata-kata, tetapi lebih pada sikap dan cara pandang seseorang.

Lantas bagaimana sebenarnya pengertian optimis itu ?

Pengertian optimis umumnya dipahami sebagai keyakinan seseorang bahwa, apapun yang sekarang dihadapinya adalah baik meski menghadapi kesulitan, dan memiliki keyakinan mampu menyelesaikan kesulitan itu.

Asal kata optimis adalah, “Optimus” (bahasa latin), yang berarti terbaik. Optimisme adalah keyakinan dan harapan yang ingin diraih. Apapun yang sekarang ini dihadapi adalah yang terbaik, yang harus dilakukan jika ingin berhasil.

Orang optimis meyakini bahwa, tidak ada kesulitan yang tidak bisa di atasi. Keyakinan ini akan terpancar dari fisiknya yang tampak selalu bugar, ceria, dan selalu tersenyum. Baginya kesulitan akan memberikan semangat dan energi positif dalam melakoni hidup untuk menjadi lebih baik.

Motto orang optimis adalah, “ Yes I can.” Dalam dirinya, orang optimis menumbuhkan motivasi yang melahirkan kegigihan berusaha, karena itu mereka yakin masa depan akan cerah. ”Saya akan meraih sukses,” demikian kata mereka.

Orang yang pesimis akan tercermin dalam kesehariannya yang tampak murung, suka mengeluh merasa hidupnya susah, tertekan dan tidak punya harapan. Pada akhirnya, ini bisa mengakibatkan kondisi kesehatan yang menurun.

Orang yang penuh optimis akan membuat dirinya terus berkembang menjadi lebih baik, sebagai individu maupun sebagai seorang profesional di bidangnya. Sebaliknya, orang yang pesimis akan membuat dirinya berhenti pada satu titik, dimana dirinya merasa sudah tidak mempunyai harapan.

Orang sukses adalah orang yang yakin dan percaya diri bahwa, “saya mampu mencapai tujuan yang saya inginkan”. Ia akan melakukan segala upaya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, dan tidak akan berhenti sebelum berhasil.

Kesulitan, rintangan, jatuh bangun adalah hal yang biasa dalam hidup. Saat terjatuh, segera bangun, dan yang terpenting tetap fokus pada apa yang dicita-citakan dan pantang menyerah sebelum semuanya itu tercapai.

Bagaimana membangun optimisme ?

Keuletan, ketekunan, kegigihan, semangat pantang menyerah adalah kekuatan seseorang dalam mencapai keberhasilan. Ini adalah pondasi dari optimisme yang akan membuat kita nyaman dalam melangkah.  Bagaimana caranya ?

Lihatlah orang sukses bukan pada kondisi sekarang, tapi bagaimana prosesnya untuk menjadi seperti sekarang. Selanjutnya tanamkan dalam diri bahwa, kalau ia bisa, saya pasti bisa melakukannya.

Jangan memandang diri Anda “kecil”, meremehkan diri sendiri, atau merasa tidak mampu. Sering kita dengar keluhan seseorang yang gagal menyalahkan diri sendiri karena orang lain lebih pintar sehingga berhasil. Bisa jadi kita meniru mentah-mentah keberhasilan seseorang. Padahal setiap orang punya potensi diri masing-masing. Lihatlah prosesnya bagaimana dia bisa berhasil, lalu lakukan, sesuaikan dengan potensi diri kita.

Hindari pikiran negatif. Selalu berfikir positif. Yakini bahwa di setiap kesulitan pasti ada kemudahan, ada hikmahnya. Kesulitan adalah ujian dari Tuhan agar kita menjadi lebih baik. Lakukan dengan segenap tenaga dan pikiran, selebihnya, serahkan kepada Tuhan.

Apapun hasilnya, terima dengan ikhlas. Kalau berhasil bersyukurlah dengan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Kalau belum berhasil, evaluasi diri, coba lagi dengan upaya yang lebih. Tuhan pasti tahu yang terbaik buat kita. Yang baik menurut kita, belum tentu terbaik dihadapan Tuhan.

Semangat .... selalu optimis ! Salam.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter