-->

Model Cognitive-Behavioral menggunakan Metode Self-Instruction

Posting Komentar

Model Cognitive-Behavioral menggunakan metode Self-instruction berasal dari rumpun pendekatan cognitive-behavior.

Metode self-instruction dikembangkan dengan cara melibatkan identifikasi keyakinan-keyakinan disfungsional individu dan mengubahnya menjadi lebih realistis, serta menerapkan teknik-teknik modifikasi perilaku.

Terdapat strategi-strategi kognitif yang digunakan dalam penerapan metode self-instruction, seperti self-verbalization atau self-talk yang bertujuan untuk menuntun individu mengatasi masalah yang dihadapinya.

Secara spesifik, metode self-instruction merupakan salah satu metode modifikasi perilaku dengan dua manfaat yaitu: (1) berguna dalam mengganti pemikiran-pemikiran negatif terhadap diri sendiri menjadi pemikiran positif, dan (2) berfungsi untuk mengarahkan perilaku.

Sampai saat ini, kajian maupun praktek metode self-instruction masih terus berkembang. Asumsinya, sejak kecil, manusia menggunakan instruksi untuk mengarahkan perilakunya. Di masa kanak-kanak awal, individu mengarahkan perilakunya berdasarkan instruksi yang diberikan orang tua, kemudian individu mulai mengembangkan instruksi lisan secara overt (terbuka) untuk mengarahkan perilakunya.

Contoh paling mudah adalah, anak (seringkali terbawa hingga dewasa) selalu mengatakan “Saya mau buang air besar”, saat hendak ke kamar mandi baik ditanya maupun tidak ditanya. Semakin dewasa, individu mulai mengatur perilakunya menggunakan covert speech.

Asumsi lainnya yang mendasari pengembangan metode self-instruction adalah, bahwa ketika pikiran negatif mendominasi dalam menghadapi suatu situasi riil dalam kehidupan peserta didik/konseli, maka akan muncul perasaan tidak nyaman dan lahir perilaku yang tidak tepat. Hal tersebut berakibat mencetuskan interaksi yang mengarah pada kegagalan menghadapi situasi dan menguatnya evaluasi-diri yang negatif dalam diri individu.

Oleh karena itu, melalui suatu intervensi yang ditujukan untuk mengubah pandangan negatif menjadi pandangan positif bersamaan dengan mengubah perilaku agar lebih tepat, evaluasi-diri individu dapat terbentuk menjadi positif.

Dalam hitungan sessi, suatu intervensi perilaku melalui bimbingan/terapi dapat tuntas setelah melalui lima sessi layanan dengan durasi waktu 90 menit untuk setiap sessi. Adapun langkah- langkah yang diterapkannya adalah:

  1. identifikasi keyakinan diri yang negatif, 
  2. belajar melakukan positive self-talk untuk melawan pernyataan negatif terhadap diri sendiri, 
  3. belajar melakukan teknik self-instruction, dan
  4. menentukan self-reinforcement apabila berhasil mengatasi situasi yang menjadi pusat kepedulian peserta didik/konseli.

Sebagai catatan, penyusunan program intervensi untuk suatu individu/kelompok tergantung pada tujuan pengubahan perilaku tertentu serta kebutuhan dan karakteristik peserta didik/konseli. Karenanya, sangat dimungkinkan terdapat perbedaan prosedur untuk peserta didik/konseli yang berbeda.

Berikut prosedur untuk melakukan self-instruction:

1. Cognitive Modeling

Konselor mendemonstrasikan instruksi diri dengan suara keras. Hal yang penting adalah ungkapan diri (self-statement) yang cocok untuk konseli.

Misalkan, “Saya pasti bisa menahan diri untuk tidak bermain game. Pertama, saya harus sabar dalam berbagai situasi. Saya pasti bisa melakukannya”.

2. Overt external guidance

Konseli melakukan verbalisasi seperti apa yang konselor lakukan dengan berada dibawah instruksi konselor. Kata-kata yang diucapkan harus seperti yang diinstruksikan dan dicontohkan konselor. Seperti contoh di atas.

Konselor memberikan instruksi secara langsung, mengarahkan, mengoreksi, dan memperbaiki kesalahan saat konseli mempraktekkan perilaku yang diinstruksikan.

3. Overt self-guidance

Konseli melakukan perbuatan atau performance yang tepat pada saat melakukan verbalisasi diri dengan suara yang keras. Konseli melakukan pengulangan verbalisasi diri seperti yang dimodelkan oleh konselor, sampai melibatkan perilaku konseli yang tepat.

4. Faded overt self-guidance

Konseli menunjukkan perbuatan dan perilaku yang tepat saat membisikan perkataan instruksi diri. Konseli melakukan pengulangan tugas seperti apa yang diinstruksikan, dan memuji pada diri sendiri lebih banyak secara lembut.

5. Covert self-instruction

Pada tahapan akhir ini, konseli menjadi terbiasa untuk melakukan instruksi secara tersembunyi, dan mampu melakukan perilaku yang tepat.


Sumber : Paket Unit Pembelajaran PKB / PKP BK SMP 2019

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter