Pernahkah Anda memperhatikan bagaimana beberapa orang dapat dengan mudah berbicara dengan siapa pun yang mereka temui, tidak peduli betapa berbedanya latar belakang mereka?
Atau pernahkah Anda melihat seseorang yang selalu menyinggung perasaan seseorang, tidak peduli topik pembicaraannya?
Kedua skenario ini menggambarkan bagaimana kita bisa berbeda dalam kemampuan kita untuk berinteraksi, bergaul, dan berhubungan dengan orang lain di sekitar kita. Kompetensi sosial ini sekarang sering disebut sebagai 'kecerdasan sosial'.
Konsep tentang kecerdasan sosial
Konsep modern tentang kecerdasan sosial pertama kali diungkapkan oleh psikolog Amerika Edward Thorndike pada tahun 1920. Klasifikasi kecerdasannya mencakup tiga dimensi fundamental. Ini terkait dengan kapasitas untuk memahami dan mengelola ide (kecerdasan abstrak), objek konkret (kecerdasan mekanik), dan orang (kecerdasan sosial).
Namun, penyelidikan yang lebih baru telah memberi bobot pada gagasan bahwa kecerdasan bukanlah kemampuan kognitif tunggal, melainkan menggabungkan beberapa jenis kecerdasan, yang semuanya dapat dipisahkan satu sama lain.
Ide ini sebagian besar berasal dari teori kecerdasan majemuk Howard Gardner (1983) di mana dia mengusulkan delapan jenis kecerdasan yang berbeda:
- Linguistik-verbal
- Visual-spasial
- Naturalis
- Tubuh-kinestetik
- Musikal
- Matematika logika
- Intrapersonal
- Interpersonal
Perbedaan kecerdasan sosial dengan kecerdasan emosional
Howard Gardner (1983) mendefinisikan kecerdasan sosial (interpersonal) dan emosional (intrapersonal) sebagai entitas yang terpisah tetapi terkait.
Kecerdasan sosial merupakan kemampuan untuk memahami orang lain, bagaimana mereka bekerja, apa yang memotivasi mereka, dan bagaimana bekerja secara kooperatif dengan mereka.
Sedangkan kecerdasan emosional lebih merupakan kemampuan batin.
Kecerdasan emosional berfokus pada pemahaman emosi seseorang, belajar untuk menguasai diri sendiri, dan menggunakan pengetahuan ini untuk memandu perilaku seseorang.
3 Cara Meningkatkan Kecerdasan Sosial
Dengarkan baik-baik dan perhatikan
Berlatihlah mendengarkan secara aktif sehingga Anda dapat sepenuhnya terlibat dan berkomunikasi dengan orang lain.
Hidup seringkali berjalan cepat, dengan banyak gangguan baik digital maupun lainnya. Wajar jika Anda ingin menanggapi pesan teks yang segera muncul di ponsel Anda, bahkan saat Anda sedang mengobrol sambil bertatap muka.
Berikan perhatian penuh kepada orang lain saat berbicara dengan mereka. Orang senang merasa didengarkan, dan itu akan membantu Anda mengembangkan hubungan yang berharga.
Perhatikan bahasa tubuh
Seringkali, bahasa tubuh orang akan memberi tahu kita banyak hal tentang perasaan mereka, meskipun mereka tidak mengatakannya. Cobalah untuk mendengarkan apa yang dikatakan orang lain 'secara fisik'.
Dengan cara yang sama, sadari bahasa tubuh Anda sendiri dan cara Anda menampilkan diri. Jika Anda membungkuk dan terlihat tidak tertarik secara fisik selama percakapan, hal itu dapat membuat pembicara kehilangan kepercayaan pada apa yang mereka katakan, yang mengakibatkan interaksi negatif.
Tunjukkan bahwa Anda peduli
Jika Anda merasa seseorang sedang kesal, atau jika seseorang memberi tahu Anda bahwa mereka sedang mengalami kesulitan, tunjukkan bahwa Anda benar-benar peduli. Menunjukkan empati kepada orang lain dapat membantu Anda terhubung pada tingkat yang lebih bermakna.
Posting Komentar
Posting Komentar