Selama sesi konseling, terkadang apa yang didengar dan dipersepsikan konselor belum tentu sama dengan apa yang disampaikan oleh konseli, ini bisa saja terjadi karena konseli masih ragu-ragu terkait dengan kerahasiaan pribadi, atau karena memang kemampuan komunikasi konseli yang lemah. Konselor perlu mengamati hal-hal tersebut secara cermat agar dalam sesi konseling terjadi kesamaan persepsi antara konseli dengan konselor. Sebagai upaya untuk memperjelas dan menyamakan persepsi tersebut, terkadang dibutuhkan klarifikasi, yaitu suatu respon konselor untuk mendorong konseli memperjelas apa yang sebenarnya sedang dirasakan, dipikirkan, dan dialami.
Pengunaan keterampilan klarifikasi memungkinkan konselor mengecek keakuratan persepsi konselor atau pemrosesan pernyataan-pernyataan konseli yang membingungkan. Klarifikasi bisa berupa pertanyaan atau pernyataan untuk mendapatkan keakuratan informasi dalam komunikasi konseling. Hal ini bertujuan untuk mendalami apa yang disampaikan konseli, mengelaborasi dan mengecek keakuratan pesan yang diterima konselor. Pernyataan-pernyataan dalam klarifikasi dapat meningkatkan insight personal atau wawasan konseli, dan dapat juga memunculkan dugaan-dugaan mengenai pola-pola perilaku dan tema-tema yang sebelumnya tidak disadari sepenuhnya oleh konseli.
Selain itu, respon klarifikasi dapat menunjukkan niat konselor untuk memahami apa yang konseli sampaikan, atau mengidentifikasi perasaan dan pikiran yang paling signifikan. Respon ini juga berguna untuk mengurangi permusuhan. Tidak hanya mendorong konseli untuk menjelaskan lebih lengkap, tapi juga berfungsi untuk memfokuskan diskusi, terutama jika diikuti oleh periode diam / silence, ini akan memberikan kesempatan konseli untuk menarik kesimpulan dan mengambil tanggung jawab atas ide-ide konseli sendiri, juga memberikan waktu untuk memikirkan respon selanjutnya yang lebih tepat.
Respon klarifikasi dapat dilakukan dengan menekankan beberapa kata terakhir yang diucapkan konseli, atau meringkas poin-poin yang paling relevan / paraphrase. Respon alami ini dapat diikuti oleh suatu periode diam, yang akan memberikan kesempatan pada konseli untuk mengambil kesimpulan bersama-sama konselor, dan/atau untuk memperbaiki kesan konselor. Olehkarenanya, keterampilan klarifikasi merupakan keterampilan konseling yang berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan aktif, keterampilan paraphrasing, meringkas, dan merefleksi
.
Pertanyaan klarifikasi dapat dimulai dengan ungkapan, “Apakah yang Anda maksudkan ?”, “Apa yang Anda maksud dengan perbuatan tidak senonoh itu ?”, “Anda tampaknya mengatakan bahwa Anda lebih bahagia di tempat kelahiran Anda, dan Anda ingin kembali ke sana, benarkah ?”. Atau jenis pernyataan / pertanyaan lain yang dapat memfokuskan pesan yang semula samar-samar atau membingungkan menjadi lebih terang, lebih jelas.
Recent
Memuat...
Posting Komentar
Posting Komentar