-->

Proses dan Teknik Konseling Gestalt

Posting Komentar
Sofyan H. Wilis (2004) menyatakan bahwa proses konseling dalam terapi gestalt mengikuti lima hal penting, yaitu : (1) pemolaan, dilakukan setelah konselor memperoleh fakta atau penjelasan mengenai sesuatu gejala, dengan segera memberi jawaban, (2) pengawasan, yaitu kemampuan konselor untuk menyakinkan atau memaksa klien mengikuti prosedur konseling, melalui motivasi dan rapport, (3) potensi, yaitu usaha konselor untuk mempercepat terjadinya perubahan perilaku dan sikap serta kepribadian klien, (4) kemanusiaan, meliputi pengenalan secara pribadi dan emosional, mendorong, serta bersikap terbuka, dan (4) kepercayaan, termasuk kepercayaan diri konselor dalam membantu klien.

Sementara itu menurut M. Surya (2003) dan Sofyan H. Wilis (2004), proses konseling hendaknya dilakukan melalui empat tahapan sebagai berikut :

Fase 1, membentuk pola pertemuan terapeutik agar terjadi situasi yang memungkinkan perubahan perilaku pada klien.

Fase 2, usaha meyakinkan klien mengikuti prosedur konseling, melalui pemberian motivasi dan penciptaan hubungan baik.

Fase 3, mendorong klien untuk mengungkapkan perasaan-perasaaannya saat ini, untuk menemukan aspek-aspek kepribadiannya yang hilang. Bukan pengalaman-pengalaman masa lalu dan harapanharapannya di masa depan.

Fase 4, yaitu fase dimana klien diharapkan sudah memiliki ciri-ciri kepribadian yang integral, unik, dan manusiawi.

Teknik konseling Gestalt
  1. Enhancing awareness, yaitu dengan membantu penyadaran klien terhadap pengalamannya saat ini.
  2. Personality pronouns, yaitu dengan meminta klien untuk mempridadikan pikirannya untuk meningkatan kesadaran pribadinya.
  3. Changing question to statements, yaitu mendorong klien untuk menggunakan peryataan-pernyataan dari pada pertanyaanpertanyaan.
  4. Assuming responsibility, yaitu dengan meminta klien untuk menggunakan kata ”tidak ingin” untuk ”tidak dapat”.
  5. Asking ”how” dan ”what”, yaitu bertanya ”bagaimana” dan ”apa”, untuk membantu agar klien masuk dalam pengalamannya perilakunya sendiri.
  6. Sharing hunches, yaitu mendorong klien untuk mengeksplorasi diri.
  7. Bringing the past into the now, yaitu membantu klien agar mengalami pengalaman-pengalaman masa lalunya ke dalam situasi sekarang.
  8. Exspressing resentment and appreciation, yaitu membantu klien untuk mengidentifikasi diri, menyatakan keadaan diri, dan menghargai dirinya sendiri.
  9. Using body exspression, yaitu dengan mengamati ekspresi badan klien dan memusatkan kepada penyadaran klien. 
Baca : Teori Konseling Gestalt

Sumber: Direktori File UPI

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter