Club motor umumnya merupakan organisasi formal dengan jenis dan spesifiksi motor tertentu, seperti HDC (Harley Davidson Club), Scooter (kelompok pecinta Vespa), Pitung Club (kelompok Honda), kelompok Suzuki, Tiger, Mio. Ada juga Brotherhood kelompok pecinta motor besar tua. Aktivitas mereka pun cenderung positif (misal, bakti sosial), saat touring pun mereka menggunakan safety lengkap dan mentaati aturan berlalu-lintas (meskipun terkadang saat konvoi, motor dipacu dengan kencang sehingga membuat khawatir pengguna jalan lain).
Sedangkan geng motor merupakan organisasi informal (baca: liar). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, geng berarti sebuah kelompok atau gerombolan remaja yang dilatarbelakangi oleh persamaan latar sosial, sekolah, daerah, dan sebagainya. Pelakunya dikenal dengan sebutan gengster. Sebuah kata yang berasal dari bahasa Inggris, yang berarti suatu anggota dalam sebuah kelompok kriminal (gerombolan) yang terorganisir dan memiliki kebiasaan urakan dan anti-aturan.
Anggota geng motor umumnya adalah remaja usia antara 15 hingga 25 tahun. Biasanya “kaderisasi” dilakukan di lingkungan sekolah atau daerah-daerah pemukiman dengan jumlah populasi remaja cukup banyak. Umumnya mereka tertarik bergabung dengan geng motor dengan alasan, (1) ketertarikan mereka dengan aktivitas konvoi bermotor, (2) karena ancaman anggota senior geng motor yang telah ada sebelumnya di sekolah atau di lingkungan rumah, (3) bentuk pelarian dari sikap frustasi terhadap keadaan lingkungan keluarga yang tidak harmonis, dan (4) kebutuhan terhadap eksistensi diri, agresivitas, dan untuk mencoba sesuatu yang baru, unik, dan menyenangkan.
Terbentuknya geng motor umumnya bermula dari acara nongkrong dan kumpul-kumpul sesama pecinta motor, kemudian memunculkan ide untuk membentuk suatu kelompok dengan identitas tertentu. Selanjutnya mereka menarik kawan-kawannya untuk bergabung dengan sukarela, atau bahkan dengan ancaman. Setelah jumlah anggotanya bertambah banyak, mereka mulai melakukan konvoi. Di jalanan, mereka membentuk gaya hidup, yang terkadang menyimpang dari kelaziman demi menancapkan identitas kelompok. Ngetrack, kebut-kebutan, dan tawuran adalah upaya dalam pencarian identitas mereka
Dulu, geng motor tumbuh subur di kota-kota besar, pada masyarakat tingkat menengah dan menengah ke atas, yang memiliki daya beli terhadap kendaraan roda dua (motor). Sekarang, di kota-kota kecil pun telah muncul embrio geng motor, banyak ditemui remaja yang kumpul-kumpul dan nongkrong dengan motornya, tanpa canggung mereka nampak merokok, bahkan mengkonsumsi minuman keras. Inilah cikal bakal lahirnya geng motor.
Berikut ini ciri-ciri umum sebagai identitas geng motor, meskipun tidak semua kelompok bermotor dengan ciri-ciri ini sebagai geng motor, tetapi anda harus berhati-hati jika anak atau saudara anda menampakan ciri-ciri di bawah ini.
Aksesoris motor
Sesuai dengan namanya “Geng Motor’, maka seringkali identitas kelompok mereka tunjukkan dengan aksesoris pada sepeda motor. Seperti menggunakan atau menempatkan spion dengan warna dan posisi tertentu yang tidak lazim, atau merusak spion kendaraan dengan kerusakan tertentu. Mempreteli bagian motor, mengecat atau menempelkan stiker. Orang awam menganggapnya sebagai hal yang biasa dilakukan anak remaja, tetapi sebenarnya merupakan identitas kelompok, yang hanya diketahui kelompok geng motor.
Aksesoris pakaian
Disamping aksesoris motor, geng motor tidak jarang menampakkan identitasnya dengan cara berpakaian. Seperti mengenakan jaket dengan model atau warna tertentu, mengenakan kaos dengan identitas geng mereka, mengikatkan pita atau sapu tangan di lengan, ikat kepala, dll.
Aktivitas kelompok
Aktivitas geng motor biasanya dilakukan pada malam hari, dimulai dengan berkumpul di sudut-sudut kota yang gelap, tak jarang disertai dengan pesta minuman keras dan narkoba. Setelah lewat tengah malam mereka mulai konvoi, dengan suara ribut dan tidak memakai lampu. Saat konvoi terkadang mereka membawa bendera geng. Konvoi bertujuan untuk melakukan sweeping geng motor lain, jika tidak menemukan yang mereka cari, seringkali membabi buta dengan menganiaya siapa saja yang mereka temui di jalan, atau melakukan pengrusakan.
Tips:
Jika anda bertemu dengan mereka, jangan panik, tetaplah tenang, jika memungkinkan menyingkirlah dari jalur mereka, jangan membuat manuver yang memprovokasi mereka, seperti menambah kecepatan, memelototi atau menatap langsung, mendahului konvoi mereka, dll. Laporkan pada aparat kepolisian terdekat agar segera diambil tindakan, sehingga tidak sampai melukai orang lain, atau berbuat anarkis yang merugikan masyarakat.
Posting Komentar
Posting Komentar