Teori konseling psikoanalisis dipelopori oleh Sigmund Freud, seorang dokter psikiatri, pada tahun 1896. Freud mengemukakan pandangannya bahwa, struktur kejiwaan manusia sebagian besar terdiri dari alam ketidaksadaran, sedangkan alam kesadarannya dapat diumpamakan puncak gunung es yang muncul di tengah laut. Sebagian besar gunung es yang terpendam itu diibaratkan alam ketidaksadaran manusia. Konseling psikoanalitik terdiri atas penggunaan metode-metode untuk membongkar material yang tidak disadari tersebut.
Meskipun ada sebagian ahli yang menolak teori psikoanalisis ini, terdapat juga ahli yang mengembangkan teori ini, diantaranya; Jung, Adler, Sullivan, Fromm, Horney, Erikson, dan Rank.
Konsep dasar
Kepribadian manusia dideterminasi oleh kekuatan bawah sadar (ketidaksadaran)
Asumsi perilaku bermasalah
Individu bermasalah digambarkan sebagai seseorang yang berada dalam kondisi terbelenggu atau terkekang. Kondisi yang membelenggu berupa motif-motif tak sadar, kekuatan-kekuatan irasional yang berada di dalam ketidaksadaran individu, sebagai akibat dari terjadinya hambatan dalam pemenuhan kebutuhan psikososial dan kebutuhan psikoseksual pada masa kanak-kanak.
Tujuan konseling
Secara spesifik:
Deskripsi proses konseling
Teknik konseling
Peran utama konselor
Membantu konseli menemukan kesadaran diri, kejujuran dan hubungan pribadi yang efektif, dapat mengatasi kecemasan dengan cara realistis dan dapat mengendalikan tingkah laku implusif dan irasional.
Sumber :
Modul Guru Pembelajar Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kelompok Kompetensi F. Profesional: Implementasi Teori Konseling. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2016
Meskipun ada sebagian ahli yang menolak teori psikoanalisis ini, terdapat juga ahli yang mengembangkan teori ini, diantaranya; Jung, Adler, Sullivan, Fromm, Horney, Erikson, dan Rank.
Konsep dasar
Kepribadian manusia dideterminasi oleh kekuatan bawah sadar (ketidaksadaran)
- Manusia secara esensial bersifat biologis, terlahir dengan dorongan-dorongan instingtif
- Semua kejadian psikis ditentukan oleh kejadian psikis sebelumnya.
- Kesadaran merupakan suatu hal yang tidak biasa dan bukan merupakan proses mental yang berciri biasa.
Asumsi perilaku bermasalah
Individu bermasalah digambarkan sebagai seseorang yang berada dalam kondisi terbelenggu atau terkekang. Kondisi yang membelenggu berupa motif-motif tak sadar, kekuatan-kekuatan irasional yang berada di dalam ketidaksadaran individu, sebagai akibat dari terjadinya hambatan dalam pemenuhan kebutuhan psikososial dan kebutuhan psikoseksual pada masa kanak-kanak.
Tujuan konseling
Secara spesifik:
- Membawa klien dari dorongan-dorongan yang ditekan (ketidaksadaran) yang mengakibatkan
- kecemasan kearah perkembangan kesadaran intelektual.
- Menghidupkan kembali masa lalu klien dengan menembus konflik yang direpres.
- Memberikan kesempatan kepada klien untuk menghadapi situasi yang selama ini ia gagal mengatasinya.
Deskripsi proses konseling
- Proses konseling difokuskan pada usaha menghayati kembali pengalamanpengalaman masa
- kanak-kanak.
- Pengalaman masa lampai ditata, dianalisis, dan ditafsirkan dengan tujuan untuk merekonstruksi kepribadian.
- Menekankan dimensi afektif dalam membuat pemahaman ketidakdasaran.
- Pemahaman intelektual penting, tetapi yang lebih penting mengasosiasikan antara perasaan dan ingatan dengan pemahaman diri.
Teknik konseling
- Teknik-teknik konseling psikoanalisis diarahkan untuk mengembangkan suasana bebas tekanan.
- Dalam suasana bebas itu klien menelusuri apa yang tepat dan tidak tepat pada tingkah lakunya dan mengarahkan diri untuk membangun tingkah laku baru.
- Ada lima teknik dasar dalam konseling psikoanalisis, yaitu : asosiasi bebas, interpretasi, analisis mimpi, analisis resistensi, dan analisis transferensi.
Peran utama konselor
Membantu konseli menemukan kesadaran diri, kejujuran dan hubungan pribadi yang efektif, dapat mengatasi kecemasan dengan cara realistis dan dapat mengendalikan tingkah laku implusif dan irasional.
Sumber :
Modul Guru Pembelajar Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kelompok Kompetensi F. Profesional: Implementasi Teori Konseling. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2016
Posting Komentar
Posting Komentar